PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular
makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi
kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990).
Penyakit jantung, diare, dan stroke, dua di antaranya adalah penyakit menular
dan tidak menular. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani masalah
penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya menangani
masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan
dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.hal ini tidak dapat
disangkal dari sejarah perkembangan nya epidemiologi berlatar belakang penyakit
menular. Sejarah epidemiologi memang bermula dengan penanganan masalah penyakit
menular dan tidak menular yang merajalela dan banyak menelan korban pada waktu
itu. Perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia kemudian menurut
epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena
sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular
dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkat nya prevalensi PTM
dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang
sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang
menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit
masyarakat. Perubahan pola struktur
masyarakat , khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang
sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang
menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam
masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri
banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial
ekonomi yang pada giliran nya dapat memacu semakin meningkat nya PTM. Di
Indonesia keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.
1.2.Rumusan Masalah
Ø
Apa pengertian penyakit menular?
Ø
Apa saja faktor penyebab penyakit menular?
Ø
Bagaimana mekanisme penyakit menular?
Ø
Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular?
Ø
Apa pengertian penyakit tidak menular?
Ø
Apa pengertian dan jenis faktor resiko penyakit
tidak menular?
Ø
Bagaimana upaya pencegahan penyakit tidak
menular?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
ini selain untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dan kelompok dalam mata
kuliah pengantar ilmu kesehatan masyarakat. Dan juga kami sebagai penulis ingin
memberikan informasi kepada rekan-rekan yang lain tentang epidemiologi penyakit
menular dan tidak menular.
1.4.Metode Penulisan
Adapun metode
penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study pustaka sebagai
karena dalam sumber pembuatan makalah ini kami menggunakan referensi buku-buku
teks yang kami pakai adalah epidemiologi penyakit menular dan buku epidemiologi
penyakit tidak menular.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penyakit Menular
Dewasa ini banyak
penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi
berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat
hubungan nya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular
masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang, di
samping munculnya masalah baru pada negara yang sudah maju. Penguasaan teknologi
terhadap pengaruh lingkungan biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit
menular maka penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang dikembangkan di
berbagai negara dewasa ini yang sejalan dengan terhadap lingkungan biologis.
Dewasa ini
berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama pada negara-negara
maju, tetapi sebagian besar penduduk dunia yang mendiami belahan dunia yang
sedang berkembang, masih terancam dengan berbagai penyakit menular tertentu.
Dalam hal ini maka penyakit menular dapat di kelompokan dalam 3 kelompok utama
yakni:
Ø
Penyakit yang sangat berbahaya karena kematian
cukup tinggi.
Ø
Penyakit menular yang dapat menimbulkan kematian
atau cacat, walaupun, akibatnya lebih ringan dibanding dengan yang pertama.
Ø
Penyakit menular yang jarang menimbulkan
kematian, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun
materi/biaya.
2.2.Faktor Penyebab
Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam
masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting
antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme penyebab penyakit,
adanya sumber penularan (resorvoir maupun resources), adanya cara penularan
khusus (mode of transmission), adanya cara meninggalkaan penjamu dan cara masuk
ke penjamu lainnya, serta keadaan ketahanan penjamu sendiri.
Yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsur
biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana
sampai organisme multi selular yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan
penyakit manusia. Unsur penyebab ini dapat dikelompokkan dalam beberapa
kelompok yakni:
Ø
Kelompok arthropoda (serangga), seperti pada
penyakit scabies, pediculosis dan lain-lain.
Ø
Kelompok cacing/helminth baik cacing darah
maupaun cacing perut dan yang lainnya.
Ø
Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan
lain-lain.
Ø
Fungus atau jamur, baik uniseluler maupun
multiseluler.
Ø
Bakteri termasuk spirocheata maupun ricketsia
yang memiliki sifat tersendiri.
Sebagai makhluk biologis yang sebagian besar adalah
kelompok mikro-organisme, unsur penyebab penyakit menular tersebut juga
mempuyai potensi untuk tetap berusaha untuk mempertahankan diri terhadap faktor
lingkungan di mana ia berada dalam usaha mempertahankan hidupnya serta
mengembangkan keturunannya.
Adapun usaha tersebut yang meliputi berkembang biak
pada lingkungan yang sesuai/menguntungkan, terutama pada penjamu /host dimana
mikro-organisme tersebut berada, berpindah tempat dari satu penjamu lainnya
yang lebih sesuai/menguntungkan, serta membentuk pertahanan khususnya pada
situasi lingkungan yang jelek seperti membentuk spora atau bentuk lainya.
2.3.Mekanisme Penyakit Menular
Aspek sentral
penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisime penularan (mode
of transmissions) yakni berbagai mekanisme di mana unsur penyebab penyakit
dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme tersebut
meliputi cara unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir, cara penularan
untuk mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu potensial
tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu potensial dalam
masyarakat, mungkin akan ketularan suatu penyakit menular tertentu sesuai
dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam pengaruh berbagai reservoir yang
ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah berbagai
faktor antara lain:
Ø
Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang
merupakan media yang ikut mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
Ø
Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis
vektor dan resevoir penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar
manusia .
Ø
Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap
orang dalam masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
·
Cara unsur penyebab keluar dari penjamu
(Reservoir)
Pada umumnya
selama unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai kesempatan
untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia akan tetap tinggal
di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap individu penjamu
memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab patogen yang
mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam tubuh penjamu.
Unsur penyebab
yang akan meninggalkan penjamu di mana ia berada dan berkembang biak, biasanya
keluar dengan cara tersendiri yang cukup beraneka ragam sesuai dengan jenis dan
sifat masing-masing. Secara garis besar, maka cara ke luar unsur penyebab dari
tubuh penjamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada di antara unsur
penyebab yang dapat menggunakan lebih satu cara.
·
Cara penularan
(mode of transmission)
Setelah unsur
penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang
baru, harus berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu
jalur khusus yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur
penularan tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di bagi menjadi dua
bagian utama yakni:
Ø
Penularan langsung yakni penularan penyakit
terjadi secara langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu
potensial yang baru.au
Ø
Penularan tidak langsung yakni penularan
penyakit terjadi dengan melalui media tertentu seperti melalui udara (air
borne) dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu (vechicle borne),
dan melalui vector (vector borne).
2.4.Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
a.
Pencegahan Penyakit Menular
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil
tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk
pencegahan, haruskan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari hasil
analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan penelitian epidemiologis.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan secara
umum yakni:
Ø
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran pencegahan
pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan penjamu.
·
Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab atau
menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi,
pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme
penyebab penyakit, penyemprotan inteksida dalam rangka menurunkan menghilangkan
sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan, di samping karantina dan
isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai penularannya.
·
Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui
perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan
dan perubahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan
lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta
peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar
individu dan kehidupan sosial masyarakat.
·
Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi
perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk,
pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya,
peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari
pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan
kualitas gizi, serta olah raga kesehatan.
Ø
Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat . sasaran pencegahan
ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita
(suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha
pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya
wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadi
akibat samping atau komplikasi.
·
Pencarian penderita secara dini dan aktif
melalui peningkatan usaha surveveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala
serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan
sebagainya), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam
masyarakat, serta pengobatan dan perawatan efektif.
·
Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi
mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis
penyakit tertentu.
Ø
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasaran pencegahan
tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah
jangan sampai mengalami cacat permanen, mencegah bertambah parahnya suatu
penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkatan ini
juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari
penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian
fungsi fisik, psikologi dan sosial optimal mungkin yang meliputi rehabilitasi
fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut
saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaan nya sering dijumpai keadaan
yang tumpang tindih.
b.
Penanggulangan penyakit menular.
Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular
(kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam
masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi
masyarakat tersebut.
Seperti halnya pada upaya pencegahan penyakit, maka
upaya penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok
sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber penularan atau reservoir, sasran
ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang ditujukan terhadap penjamu
dengan menurunkan kepekaan penjamu.
c.
Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu.
Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam
masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan
demikian keberadaan sumbar penularan tersebut memegang peranan yang cukup
penting serta menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat
keberhasilannya yang cukup tinggi.
-
Sumber penularan terdapat pada binatang
peliharaan (domestik) maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber
penularan lebih mudah dilakukan dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi
serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan
pemeriksaan berkala)
-
Apabila sumber penularan adalah manusia, maka
cara pendekatannya sangat berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak
mungkin dilakukan pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada
sumber penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam
berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau
menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber.
d.
Sasaran ditujukan pada cara penularan
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang
ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan
desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata
kurang berhasil. Sedangkan usaha lain dengan perbaikan sistem ventilasi serta
aliran udara dalam ruangan tampaknya lebih bermanfaat.
e.
Sasaran ditujukan pada penjamu potensial.
Sebagaimana diterangkan sebelumnya bahwa faktor yang
berpengaruh pada penjamu potensial terutama tingkat kekebalan (imunitas) serta
tingkat kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi, keadaan umum serta
faktor genetika.
-
Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah melalui usaha imunitas
yakni peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian vaksinasi.
Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan penyakit (DPT) merupakan pemberian
imunisasi dasar kepada anak-anak sebagai bagian terpenting dalam program
kegiatan kesehatan masyarakat.
-
Peningkatan kekebalan umum.
Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan
daya tahan penjamu terhadap penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas
seperti perbaikan keluarga, peningkatan gizi balita melalui program kartu
menuju sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan
kesehatan terpadu melalui posyandu. Keseluruhan program ini bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai
ancaman penyakit infeksi.
f.
Pengertian penyakit menular
Kesamaan penyebutan tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan
penuh antara satu dengan yang lainnya. Penyakit kronik biasanya dapat di pakai
untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik (menahun) atau lama.
Namun ada juga penyakit menular yang kelangsungan mendadak/akut , misalnya
keracunan.
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena PTM biasanya
bukan oleh mikro-organisme. Disebut juga sebagai penyakit degeratif karena
kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga PTM
banyak ditemukan pada usia lanjut.
g.
Pengertian dan jenis faktor resiko.
1)
Pengertian penyakit faktor resiko.
Risk factors are
characteristics, signs, symptoms, in disease free individual which are
statistically associated with an increased incidence of subsequent disease
(simborg DW)
2)
Macam- macam faktor resiko.
Dikenal beberapa macam faktor resiko menurut segi
dari mana faktor resiko yang diamati:
Ø
Menurut dapat tidaknya risiko itu diubah:
-
Unchangeable risk factors: faktor risiko tidak
dapat berubah, misalnya faktor umur atau genetik.
-
Changeable risk factors: faktor risiko yang
dapat berubah, misalnya kebiasaan merokok atau latihan olahraga.
Ø
Menurut kestabilan peranan faktor resiko
dikenal:
-
Suspected risk factors: faktor resiko yang di
curigai, yakni faktor-faktor yang belum mendapat dukungan sepenuhnya dari
hasil; hasil penelitian sebagai faktor resiko. Misalnya rokok sebagai penyebab
kanker rahim.
-
Established risk factors: faktor resiko yang
telah ditegakkan, yakni faktor resiko yang telah mantap mendapat dukungan
ilmiah/penelitian dalam peranan sebagai faktor yang berperan dalam kejadian
suatu penyakit. Misalnya rokok, sebagai faktor resiko kanker paru-paru.
Ø
Ada juga yang membagi faktor resiko atas faktor
risiko yang well document dan ‘less well documented.
Ø
Ataupun pembagian atas resiko yang ‘strong dan
‘weak;, faktor risiko yang kuat dan lemah.
h.
Upaya pencegahan penyakit tidak menular.
1)
Tingkat-tingkat pencegahan.
Prinsip upaya
pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku dalam PTM.
Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut:
a)
Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi
pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup yang dan faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini
sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja.
Prakondisi harus diciptakan dengan multimitra. Misalnya menciptkan prakondisi
sehingga masyarakat meras bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik dan
masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok.
b)
Pencegahan tingkat pertama meliputi:
Ø
Promosi kesehatan masyarakat, misalnya:
·
Kampanye kesadaran kesehatan.
·
Promosi kesehatan.
·
Pendidikan kesehatan masyarakat.
Ø
Pencegahan khusus, meliputi:
·
Pencegahan keterpaparan.
·
Pemberian kemopreventif.
Ø
Pencegahan tingkat kedua:
·
Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan
screening.
·
Pengobatan,
misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.
Ø
Pencegahan tingkat ketiga:
Meliputi rehabilitasi, misalnya
perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit.
Contoh Upaya Pencegahan PTM
Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang
telah diidentifikasikan. Misalnya pada penderita stoke, hipertensi dianggap
sebagai faktor resiko utama disamping faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan
stroke diarahkan kepada upaya pencegahan dan penurunan hipertensi.
Sebagai itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk
upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit
(gaya hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan. (a) gaya hidup
dengan melakukan reduksi stres, makan rendah garam, lemak dan kalori. (b) lingkungan dengan menyadari stres kerja.
(c) biologi dengan memberikan perhatian terhadap faktor resiko biologis(jenis
kelamin, riwayat keluarga). (d) pelayanan kesehatan, dengan memberikan health
education dan pemeriksaan tensi.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Perbedaan penyakit menular dan tidak menular
memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuan sebagai
masalah kesehatan masyarakat sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangan
nya. Penyakit menular umumnya diagnosis nya mudah, rantai penularan nya jelas,
banyak di temui di negara berkembang agak mudah mencari penyebabnya sedangkan
penyakit tidak menular banyak di temui di negara industri tidak ada rantai
penularan, diagnosis nya sulit dan dan membutuhkan biaya yang relatif mahal.
3.2.Kritik dan Saran
Sebagai penulis kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan pembuatan makalah ini,
sebagai penulis kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi sempurna nya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan,Mn.1997.Epidemiologi penyakit tidak menular. PT RINEKA CIPTA.
Nor,nasry.2000.epedimiologi penyakit menular. PT RINEKA CIPTA.
MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENURLAR
Disusun
Oleh Kelompok III:
ATIKA
ANGGRIYANI
WEKHA
SELVA PRATIWI
YETRI
DESTALINA
LILI
PUTRIANI
FERDIANSYAH
ANDRI
MARTINA
REDA
ILAHI
FERONIKA
DONITA
PRAYUDA
TITIN
LESTARI
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS RATU SAMBAN
ARGA MAKMUR – BENGKULU UTARA
|
KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga sampai saat ini
penulis selalu dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan baik.
Dalam pembuatan
Makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengajar dan teman-teman yang telah berperan serta dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis juga
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi yang
penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menambah wawasan
penulis dan demi perbaikan tugas-tugas yang akan datang.
Harapan penulis
semoga Makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca pada umumnya.
Arga Makmur, ……………2011
|
||||
|
20
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3.Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
1.4.Metode Penulisan......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penyakit Menular........................................................ 4
2.2.Faktor Penyebab penyakit
menular............................................... 5
2.3.Mekanisme Penyakit Menular....................................................... 6
2.4.Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular....................... 8
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ................................................................................. 18
3.2.Kritik dan Saran.......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
|
Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun materi/biaya. Jelaskan penyakit yang seperti apa dan mengapa dikatakan menimbulkan kerugian materi???
BalasHapus