Rabu, 03 Oktober 2012

makala epidemiologi penyakit menular dan tidak menular



PUSTAKA   DAFTAR   PUSTAKA sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca deBAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit jantung, diare, dan stroke, dua di antaranya adalah penyakit menular dan tidak menular. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani masalah penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya menangani masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.hal ini tidak dapat disangkal dari sejarah perkembangan nya epidemiologi berlatar belakang penyakit menular. Sejarah epidemiologi memang bermula dengan penanganan masalah penyakit menular dan tidak menular yang merajalela dan banyak menelan korban pada waktu itu. Perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia kemudian menurut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkat nya prevalensi PTM dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit masyarakat. Perubahan pola struktur  masyarakat , khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada giliran nya dapat memacu semakin meningkat nya PTM. Di Indonesia keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.

1.2.Rumusan Masalah
Ø  Apa pengertian penyakit menular?
Ø  Apa saja faktor penyebab penyakit menular?
Ø  Bagaimana mekanisme penyakit menular?
Ø  Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit menular?
Ø  Apa pengertian penyakit tidak menular?
Ø  Apa pengertian dan jenis faktor resiko penyakit tidak menular?
Ø  Bagaimana upaya pencegahan penyakit tidak menular?



1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dan kelompok dalam mata kuliah pengantar ilmu kesehatan masyarakat. Dan juga kami sebagai penulis ingin memberikan informasi kepada rekan-rekan yang lain tentang epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.

1.4.Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study pustaka sebagai karena dalam sumber pembuatan makalah ini kami menggunakan referensi buku-buku teks yang kami pakai adalah epidemiologi penyakit menular dan buku epidemiologi penyakit tidak menular.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Penyakit Menular
Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang, di samping munculnya masalah baru pada negara yang sudah maju. Penguasaan teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit menular maka penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang dikembangkan di berbagai negara dewasa ini yang sejalan dengan terhadap lingkungan biologis.
Dewasa ini berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama pada negara-negara maju, tetapi sebagian besar penduduk dunia yang mendiami belahan dunia yang sedang berkembang, masih terancam dengan berbagai penyakit menular tertentu. Dalam hal ini maka penyakit menular dapat di kelompokan dalam 3 kelompok utama yakni:
Ø  Penyakit yang sangat berbahaya karena kematian cukup tinggi.
Ø  Penyakit menular yang dapat menimbulkan kematian atau cacat, walaupun, akibatnya lebih ringan dibanding dengan yang pertama.
Ø  Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun materi/biaya.

2.2.Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme penyebab penyakit, adanya sumber penularan (resorvoir maupun resources), adanya cara penularan khusus (mode of transmission), adanya cara meninggalkaan penjamu dan cara masuk ke penjamu lainnya, serta keadaan ketahanan penjamu sendiri.
Yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsur biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme multi selular yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit manusia. Unsur penyebab ini dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok yakni:
Ø  Kelompok arthropoda (serangga), seperti pada penyakit scabies, pediculosis dan lain-lain.
Ø  Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupaun cacing perut dan yang lainnya.
Ø  Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan lain-lain.
Ø  Fungus atau jamur, baik uniseluler maupun multiseluler.
Ø  Bakteri termasuk spirocheata maupun ricketsia yang memiliki sifat tersendiri.
Sebagai makhluk biologis yang sebagian besar adalah kelompok mikro-organisme, unsur penyebab penyakit menular tersebut juga mempuyai potensi untuk tetap berusaha untuk mempertahankan diri terhadap faktor lingkungan di mana ia berada dalam usaha mempertahankan hidupnya serta mengembangkan keturunannya.
Adapun usaha tersebut yang meliputi berkembang biak pada lingkungan yang sesuai/menguntungkan, terutama pada penjamu /host dimana mikro-organisme tersebut berada, berpindah tempat dari satu penjamu lainnya yang lebih sesuai/menguntungkan, serta membentuk pertahanan khususnya pada situasi lingkungan yang jelek seperti membentuk spora atau bentuk lainya.

2.3.Mekanisme Penyakit Menular
Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisime penularan (mode of transmissions) yakni berbagai mekanisme di mana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir, cara penularan untuk mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu potensial tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu potensial dalam masyarakat, mungkin akan ketularan suatu penyakit menular tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam pengaruh berbagai reservoir yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah berbagai faktor antara lain:
Ø  Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
Ø  Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia .
Ø  Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
·        Cara unsur penyebab keluar dari penjamu (Reservoir)
Pada umumnya selama unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia akan tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap individu penjamu memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab patogen yang mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam tubuh penjamu.
Unsur penyebab yang akan meninggalkan penjamu di mana ia berada dan berkembang biak, biasanya keluar dengan cara tersendiri yang cukup beraneka ragam sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing. Secara garis besar, maka cara ke luar unsur penyebab dari tubuh penjamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada di antara unsur penyebab yang dapat menggunakan lebih satu cara.
·        Cara penularan  (mode of transmission)
Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur penularan tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di bagi menjadi dua bagian utama yakni:
Ø  Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu potensial yang baru.au
Ø  Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector borne).

2.4.Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a.       Pencegahan Penyakit Menular
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruskan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil  pengamatan penelitian epidemiologis.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan secara umum yakni:
Ø  Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran pencegahan pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan penjamu.
·        Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, penyemprotan inteksida dalam rangka menurunkan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan, di samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai penularannya.
·        Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perubahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
·        Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah raga kesehatan.
Ø  Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat . sasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadi akibat samping atau komplikasi.
·        Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan sebagainya), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan efektif.
·        Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
Ø  Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkatan ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi dan sosial optimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaan nya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.

b.      Penanggulangan penyakit menular.
Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut.
Seperti halnya pada upaya pencegahan penyakit, maka upaya penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber penularan atau reservoir, sasran ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang ditujukan terhadap penjamu dengan menurunkan kepekaan penjamu.



c.       Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu.
Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian keberadaan sumbar penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya yang cukup tinggi.
-         Sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestik) maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)
-         Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara pendekatannya sangat berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber.
d.      Sasaran ditujukan pada cara penularan
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha lain dengan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya lebih bermanfaat.
e.       Sasaran ditujukan pada penjamu potensial.
Sebagaimana diterangkan sebelumnya bahwa faktor yang berpengaruh pada penjamu potensial terutama tingkat kekebalan (imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi, keadaan umum serta faktor genetika.
-         Berbagai penyakit dewasa  ini dapat dicegah melalui usaha imunitas yakni peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian vaksinasi. Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan penyakit (DPT) merupakan pemberian imunisasi dasar kepada anak-anak sebagai bagian terpenting dalam program kegiatan kesehatan masyarakat.
-         Peningkatan kekebalan umum.
Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan penjamu terhadap penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan keluarga, peningkatan gizi balita melalui program kartu menuju sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui posyandu. Keseluruhan program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeksi.


f.        Pengertian penyakit menular
Kesamaan penyebutan tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu dengan yang lainnya. Penyakit kronik biasanya dapat di pakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik (menahun) atau lama. Namun ada juga penyakit menular yang kelangsungan mendadak/akut , misalnya keracunan.
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena PTM biasanya bukan oleh mikro-organisme. Disebut juga sebagai penyakit degeratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut.
g.       Pengertian dan jenis faktor resiko.
1)      Pengertian penyakit faktor resiko.
Risk factors are characteristics, signs, symptoms, in disease free individual which are statistically associated with an increased incidence of subsequent disease (simborg DW)
2)      Macam- macam faktor resiko.
Dikenal beberapa macam faktor resiko menurut segi dari mana faktor resiko yang diamati:
Ø  Menurut dapat tidaknya risiko itu diubah:
-         Unchangeable risk factors: faktor risiko tidak dapat berubah, misalnya faktor umur atau genetik.
-         Changeable risk factors: faktor risiko yang dapat berubah, misalnya kebiasaan merokok atau latihan olahraga.
Ø  Menurut kestabilan peranan faktor resiko dikenal:
-         Suspected risk factors: faktor resiko yang di curigai, yakni faktor-faktor yang belum mendapat dukungan sepenuhnya dari hasil; hasil penelitian sebagai faktor resiko. Misalnya rokok sebagai penyebab kanker rahim.
-         Established risk factors: faktor resiko yang telah ditegakkan, yakni faktor resiko yang telah mantap mendapat dukungan ilmiah/penelitian dalam peranan sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya rokok, sebagai faktor resiko kanker paru-paru.
Ø  Ada juga yang membagi faktor resiko atas faktor risiko yang well document dan ‘less well documented.
Ø  Ataupun pembagian atas resiko yang ‘strong dan ‘weak;, faktor risiko yang kuat dan lemah.

h.       Upaya pencegahan penyakit tidak menular.
1)      Tingkat-tingkat pencegahan.
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku dalam PTM. Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut:
a)      Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup yang dan faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja. Prakondisi harus diciptakan dengan multimitra. Misalnya menciptkan prakondisi sehingga masyarakat meras bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok.
b)      Pencegahan tingkat pertama meliputi:
Ø  Promosi kesehatan masyarakat, misalnya:
·        Kampanye kesadaran kesehatan.
·        Promosi kesehatan.
·        Pendidikan kesehatan masyarakat.
Ø  Pencegahan khusus, meliputi:
·        Pencegahan keterpaparan.
·        Pemberian kemopreventif.
Ø  Pencegahan tingkat kedua:
·        Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening.
·        Pengobatan,  misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.
Ø  Pencegahan tingkat ketiga:
Meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit.



Contoh Upaya  Pencegahan PTM
Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasikan. Misalnya pada penderita stoke, hipertensi dianggap sebagai faktor resiko utama disamping faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan stroke diarahkan kepada upaya pencegahan dan penurunan hipertensi.
Sebagai itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit (gaya hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan. (a) gaya hidup dengan melakukan reduksi stres, makan rendah garam, lemak dan kalori.  (b) lingkungan dengan menyadari stres kerja. (c) biologi dengan memberikan perhatian terhadap faktor resiko biologis(jenis kelamin, riwayat keluarga). (d) pelayanan kesehatan, dengan memberikan health education dan pemeriksaan tensi.









BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Perbedaan penyakit menular dan tidak menular memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuan sebagai masalah kesehatan masyarakat sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangan nya. Penyakit menular umumnya diagnosis nya mudah, rantai penularan nya jelas, banyak di temui di negara berkembang agak mudah mencari penyebabnya sedangkan penyakit tidak menular banyak di temui di negara industri tidak ada rantai penularan, diagnosis nya sulit dan dan membutuhkan biaya yang relatif mahal.

3.2.Kritik dan Saran
Sebagai penulis kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan pembuatan makalah ini, sebagai penulis kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurna nya makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Bustan,Mn.1997.Epidemiologi penyakit tidak menular. PT RINEKA CIPTA.
Nor,nasry.2000.epedimiologi penyakit menular. PT RINEKA CIPTA.

n                    


MAKALAH
EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENURLAR



untitled.JPG



Disusun Oleh Kelompok III:
ATIKA ANGGRIYANI
WEKHA SELVA PRATIWI
YETRI DESTALINA
LILI PUTRIANI
FERDIANSYAH
ANDRI
MARTINA
REDA ILAHI
FERONIKA
DONITA PRAYUDA
TITIN LESTARI


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS RATU SAMBAN
ARGA MAKMUR – BENGKULU UTARA




 

 

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga sampai saat ini penulis selalu dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan baik.
Dalam pembuatan Makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan teman-teman yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menambah wawasan penulis dan demi perbaikan tugas-tugas yang akan datang.
Harapan penulis semoga Makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Arga Makmur,  ……………2011







ii
 


Ii

 

 

                   20
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I         PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3.Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
1.4.Metode Penulisan......................................................................... 3

BAB II        PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penyakit Menular........................................................ 4
2.2.Faktor Penyebab penyakit menular............................................... 5
2.3.Mekanisme Penyakit Menular....................................................... 6
2.4.Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular....................... 8

BAB III       PENUTUP
3.1.Kesimpulan ................................................................................. 18
3.2.Kritik dan Saran.......................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA 


iii
 

1 komentar:

  1. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun materi/biaya. Jelaskan penyakit yang seperti apa dan mengapa dikatakan menimbulkan kerugian materi???

    BalasHapus